Jumat, 29 Mei 2009

LAUNCHING BUKU ‘USING NO WAY AS WAY!’



Sebuah masalah, seperti marah dan benci, itu muncul secara refleks. Kita semua memiliki emosi negatif yang muncul secara spontan, dan itu harus disadari sebagai penderitaan.
Upaya mengatasinya pada umumnya adalah dengan mengandalkan rasio untuk mengendalikan diri. Rasio itu bisa dalam bentuk etika agama, norma-norma masyarakat, atau bentuk aturan lainnya.

Tapi rasio itu hanya permukaan. Rasio memiliki tingkatan kesadaran pikiran yang jauh dan belum menjangkau tingkatan halus seperti halnya emosi negatif itu. Itulah mengapa, kita kadang menjadi orang baik terutama dalam keadaan mood yang baik, dan juga menjadi orang yang buruk, seperti marah, benci, dan menyalahkan keadaan.

Ini seperti analogi balon karet. Pada batas tertentu rasio bisa menjaga agar balon tertiup sesuai dengan ukurannya. Tapi ketika angin dalam balon itu berlebihan, balon itu akan meletus. Ketika masalah menumpuk dan kita tidak bisa mengatasinya dengan rasio, emosi negatif itu akan muncul demikian kuat, marah, benci, bahkan merugikan orang lain.

Kita butuh pendekatan dengan tingkat kesadaran yang menjangkau wilayah emosi. Dalam hal ini adalah wilayah intuisi. Saya menyebutkannya kebijaksanaan intuitif sebagai penyeimbangan kebijaksanaan rasio.

Bagaimana melatih kebijaksanaan intuisi?
Caranya adalah berlatih meditasi.
Meditasi adalah sarana meningkatkan kecerdasan emosi dan spiritual.

Itulah kurang lebih pengantar awal yang saya berikan dalam acara launching buku USING NO WAY AS WAY!

Launching buku USING NO WAY AS WAY diadakan pada hari sabtu, tanggal 23 Mei 2009 di Yogyakarta, tempatnya di Gramedia Sudirman pada jam 16.00 dan di Gramedia Ambarukmo Plaza pada jam 19.00.

Berikut adalah suasana launching di Gramedia pada saat itu.
Suasana di Gramedia Sudirman. Saya merasakan ada apresiasi yang positif tentang buku saya.


Suasana awal di Gramedia Ambarukmo plaza. Sepi, belum banyak yang tertarik untuk mendengarkan.


Terus bicara saja. Jika memang apa yang dibicarakan bermanfaat dan memberi inspirasi, pasti ada yang mau mendengarkan.


Perlahan, kursi-kursi kosong dipenuhi. Bahkan ada yang hingga berdiri dibelakang.


Setiap pertanyaan yang dilontarkan audiens saya catat, sebagai bahan referensi yang berharga. Secara umum, dari semua pertanyaan yang diberikan menunjukkan minat yang besar dalam hal mencari ketenangan dan kebahagiaan hidup. Ternyata banyak orang yang tidak tahu perbedaan antara kebahagiaan dengan kesenangan.


Kabar baik! Di Gramedia Ambarukmo Plaza, buku saya diletakkan dalam rak Recommended.
Mas Fahd Djibran, yang juga pimred Juxtapose, sempat komentar. Mungkin banyak orang menderita dan ingin bahagia kali ya.. hingga USING NO WAY AS WAY! mulai diminati.
Mbak Paryatun dan Mas M. Nizar, duo editor hebat dari Juxtapose, juga memberi “angin surga”. Biasanya kalo sudah masuk recommended, sebentar lagi bestseller.


Sebagai penulis pemula andaikata bisa bestseller itu mengejutkan sekali. Yang jelas, jika buku yang saya tulis bermanfaat, itu sudah senang walaupun tidak harus bestseller.

Terakhir sebelum pulang, mama, papa, dan adikku berfoto selesai acara launching. Sayang istri dan anakku tidak bisa datang pada acara launching. Mungkin lain kali, pada waktu launching buku berikutnya.


Semoga buku sederhana yang saya tulis bisa bermanfaat bagi banyak orang!
Be Happy!

1 komentar:

Chindy Tan mengatakan...

ya ampun Victor, sayang sekali saya melewatkan kesempatan emas bersua langsung dengan Victor. Mungkin bisa waktu lain, jika berjodoh;)
saran: boleh di umumkan di FB kalo mo launching lagi ya...
sukses untuk bukunya
sukses menyentuh kesadaran