Jumat, 26 Februari 2010

Spiritualitas yang Menembus Batas Tradisi



Suatu saat seorang teman bertanya, "Kusala, kamu pikir,
Buddhisme adalah agama yang terbaik?
"
Dan saya berkata, “Saya pikir Buddhisme adalah agama
terbaik bagi Umat Buddha.
"
(Rev. Kusala Bhiksu)

Pernah suatu ketika saya merenung. Seandainya saya lahir di Arab, maka kemungkinan besar saya akan muslim. Seandainya saya lahir di Tibet, maka saya akan menjadi penganut buddhisme vajrayana. Seandainya saya lahir di negara dengan dominan mahayana, maka saya akan menjadi seorang mahayanis. Walaupun kita menentukan apa yang kita inginkan, namun harus diakui pula bahwa pada umumnya keadaan dominan ikut menentukan keberadaan kita saat ini. Saya pernah berbangga diri sebagai penganut agama minoritas dengan sekte tertentu di antara mayoritas yang ada. Belakangan saya memahami bahwa ada
spiritualitas universal yang lebih menarik dan berharga untuk dipelajari, daripada berhenti dalam pembenaran sekte atau agama.

Silakan simak kelanjutannya dalam e-book pada link berikut ini
http://www.ziddu.com/download/8744667/SpiritualitasMenembusBatasTradisied120209.pdf.html

Berikut ini beberapa petilan kutipan dalam e-book tsb.

"Keterbukaan membuat perbaikan diri menjadi mungkin.
Hubungan dari suasana dialog menjadi hubungan saling belajar,
saling memperkaya pengalaman spiritual masing-masing.
Sementara spiritualitas yang dipahami secara sempit hanya
merupakan kelanjutan dari keakuan dan kebodohan.
"

"Spiritualitas membuat kita sadar bahwa hanya ada satu
kebutuhan bagi semua orang di dunia ini, yaitu kebahagiaan,
terlepas apapun bahasa yang digunakan dalam setiap tradisi.
"

"Pada dasarnya, spiritualitas kian disadari sebagai
penyelesaian atas krisis dalam kehidupan kontemporer ini.
Kini manusia lebih membutuhkan pendekatan intuitif yang
diwujudkan pada tindakan yang didasari cinta kasih, dari
pada pembenaran doktrin yang sering justru jauh dari praktik.
"

Tidak ada komentar: