Senin, 01 Juni 2009

MENATAP KEINDAHAN DIRI




Konon ada seorang pemuda yang bernama Narcissus. Dia sangat mengagumi wajahnya sendiri. Setiap hari dia di pinggir danau untuk mengagumi wajahnya sendiri. Suatu ketika, dia tidak bisa mengatasi keterpikatannya dengan bayangan wajahnya sendiri dengan menceburkan diri di danau itu. Itulah akhir dari kisah Narcissus, yang menjadi asal mula istilah “narsisme” yang kita kenal sekarang ini.

Paulo Coelho mengawali novelnya berjudul Sang Alkemis dengan kisah Narcissus yang sedikit berbeda.

Dikisahkan setelah Narcisus meninggal karena tenggelam dalam danau. Dewa hutan muncul dan bertanya pada Sang danau.

Kenapa kamu menangis?
Aku sedang meratapi Narcissus,” sahut Sang Danau.

Ah, tidak mengherankan jika kamu meratapi Narcissus,” Dewa mengatakan, “Aku selalu membujuknya untuk pergi ke hutan, kamu sendiri [yang sering] melihat keindahannya dari dekat.”

Tapi... bukankah Narcissus begitu indah?

Tahukah kau yang sebenarnya?” Dewa berkata. “Dia berada di tepi danau untuk menatapi bayangannya sendiri.”

Sang Danau berdiam agak lama, lalu berkata.
Aku meratapi Narcissus, tetapi Aku tidak pernah tahu keindahannya. Aku meratapinya karena, setiap kali dia berada ditepianku, Aku dapat melihat, dalam kedalaman matanya, refleksi keindahanku sendiri.”

Kisah Narcissus mengingatkan bahwa kita terlalu banyak melakukan sesuatu yang seakan-akan demi orang lain, tetapi itu hanyalah untuk memuaskan diri sendiri.

Tidak ada komentar: